STATISTIK
DAN DATA
1.
Pengertian
statistik dan statistika
Statistik adalah
kumpulan angka yang sering disusun, diatur, atau disajikan ke dalam
bentuk daftar/tabel, sering pula daftar atau tabel tersebut disertai dengan
gambar-gambar yang biasa disebut diagram atau grafik. Data yang diperoleh itu dapat berupa bilangan yang melukiskan suatu
persoalan.

Nilai
|
Frekuensi
|
|
|
5
|
3
|
7
|
6
|
10
|
8
|
![]() |
Statistika adalah pengetahuan yang berhubungan dengan
cara-cara pengumpulan data,
pengolahan atau penganalisaannya dan penarikan kesimpulan atau interprestasi terhadap hasil
analisis kumpulan data tersebut. Statistika dikelompokkan
dalam
dua
kelompok yaitu statistika deskriptif dan statistika inferensia.
Statistika
deskriptif
adalah
metode yang berkaitan dengan
pengumpulan dan penyajian suatu
gugus
data
sehingga
memberikan
informasi yang berguna. Statistika deskriptif ini menggambarkan dan menganalisa data dalam suatu
kelompok tanpa membuat/ menarik kesimpulan tentang populasi atau kelompok yang
lebih besar. Sedangkan pengertian statistika inferensia adalah metode
yang berhubungan dengan
analisis sebagian data untuk kemudian sampai pada peramalan atau penarikan kesimpulan tentang seluruh gugus data induknya. Dalam statitistik inferensial berkaitan dengan
kondisi-kondisi dimana data dari sampel dianalisis tersebut ditarik kesimpulan
untuk populasi dari mana sampel tersebut diambil.
2.
Data
dalam Statistik
Data
adalah ukuran dari variabel. Data diperoleh dengan mengukur nilai satu atau
lebih variabel dalam sampel (atau populasi). Data dapat diklasifikasikan
menurut jenis, menurut dimensi waktu, dan menurut sumbernya.
Menurut
jenisnya, data terdiri dari data kuantitatif dan data kualitatif.
a. Data kuantitatif adalah data yang diukur
dalam suatu skala numerik (angka). Data kuantitatif dapat dibedakan
menjadi:
1)
Data
interval,
yaitu data yang diukur dengan jarak di antara dua titik pada skala yang sudah
diketahui. Sebagai contoh: IPK mahasiswa (interval 0 hingga 4); usia produktif
(interval 15 hingga 55 tahun); suhu udara dalam Celcius (interval 0 hingga 100
derajat).
2)
Data
rasio,
yaitu data yang diukur dengan suatu proporsi. Sebagai contoh: persentase jumlah
pengangguran di Propinsi Sumatera Utara; tingkat inflasi Indonesia pada tahun 2000;
persentase penduduk miskin di Sumatera Utara; pertumbuhan ekonomi Sumatera
Utara
b. Data kualitatif, adalah data yang tidak
dapat diukur dalam skala numerik. Namun karena dalam statistik semua data harus
dalam bentuk angka, maka data kualitatif umumnya dikuantifikasi agar dapat
diproses. Kuantifikasi dapat dilakukan dengan mengklasifikasikan data dalam
bentuk kategori. Data kualitatif dapat dibedakan menjadi:
1)
Data
nominal,
yaitu data yang dinyatakan dalam bentuk kategori. Sebagai contoh, industri di
Indonesia oleh Biro Pusat Statistik digolongkan menjadi:
a)
Industri rumah tangga, dengan jumlah tenaga
kerjanya 1-4 orang, yang diberi kategori 1.
b)
Industri
kecil, dengan jumlah tenaga 5-19 orang, yang diberi kategori 2.
c)
Industri
menengah, dengan jumlah tenaga kerja 20-100 orang, yang diberi kategori 3.
d) Industri besar, dengan
jumlah tenaga kerja lebih dari 100 orang, yang diberi kategori 4.
e)
Angka
yang menyatakan kategori ini menunjukkan bahwa posisi data sama derajatnya.
Dalam contoh di atas, angka 4 tidak berarti industri besar nilainya lebih
tinggi dibanding industri kecil yang angkanya 1. Angka ini sekedar menunjukkan
kode kategori yang berbeda.
2)
Data
ordinal,
yaitu data yang dinyatakan dalam bentuk kategori, namun posisi data tidak sama derajatnya
karena dinyatakan dalam skala peringkat. Sebagai contoh, dalam skala likert. Berdasarkan cara perolehannya
data
kuantitatif
dibedakan
menjadi data diskrit dan data kontinu. Data-data yang diperoleh dari hasil menghitung atau membilang
termasuk dalam data diskrit, sedangkan data-data yang diperoleh dari hasil
mengukur termasuk dalam data kontinu. Menurut sumbernya
kita
mengenal data intern dan data ekstern.
Data
intern
adalah data yang diperoleh dari perusahaan atau instansi yang bersangkutan. Sedangkan data ekstern diperoleh dari luar
instansi atau perusahaan tersebut. Data ekstern dibedakan
menjadi data primer dan data sekunder. Data primer
adalah data yang dikeluarkan oleh badan sejenis.
Sedangkan data lainnya termasuk data
sekunder. Semua data-data yang beru dikumpulkan
dan belum pernah
diolah disebut sebagai data
mentah.
3.
Populasi
dan sampel
Populasi adalah keseluruhan pengamatan yang menjadi perhatian kita baik yang berhingga maupun tak berhingga jumlahnya.
Seringkali tidak praktis mengambil data dari keseluruhan populasi
untuk menarik suatu kesimpulan. Untuk itu dilakukan
pengambilan sampel yaitu
sebagian atau himpinan bagian dari
populasi. Sampel yang diambil haris dapat merepresentasikan populasi yang ada.
Prosedur pengambialan
sampel yang menghasilkan kesimpulan yang konsisten terlalu
tinggi atau terlalu rendah
mengenai suatu ciri populasi dikatakan berbias. Untuk menghindari kemungkinan bias ini perlu dilakukan pengambian contoh acak atau contoh acak sederhana. Contoh
acak sederhana didefinisikan sebagai contoh yang dipilih
sedemikian rupa sehingga setiap
himpunan bagian yang berukuran
n dari populasi mempunyai peluang terpilih yang sama.
4.
Penyajian
Data
Suatu data yang telah diperoleh dan telah diolah, maka
dilakukan interpretasi dan penyajian data tersebut. Secara garis besar ada dua macam cara
penyajian data dalam statistika
yaitu:
a.
Tabel atau daftar yang dapat berbentuk:
- Daftar baris kolom -
Daftar
kontingensi
- Daftar distribusi frekuensi
b.
Grafik atau diagram yang terbagi menjadi:
- Diagram
batang atau balok - Diagram garis atau grafik
- Diagram
lingkaran, dll
5.
Pengolahan
data
Setelah data kuantitatif diperoleh, maka dilakukan
pengolahan data dan pengujian beberapa hipotesis. Pengolahan data yang
dilakukan adalah mencari ukuran pemusatan data, dalam hal ini adalah mean dan
mencari ukuran penyebaran data dalam hal ini variance dan simpangan baku.
Setelah itu, baru dilakukan pengujian normalitas, homogenitas dan uji
hipotesis. Ketika data terdistribusi normal maka dapat dilakukan pengujian
parametik dan sebaliknya ketika data tidak terdistribusi normal maka dapat
dilakukan pengujian nonparametik
A. Statistik
kuantitatif dan statistik kualitatif
PARADIGMA QUANTITATIF DAN QUALITATIF
Karena
penelitian pada hakekatnya adalah usaha mendapatkan informasi tentang sistem yang ada pada obyek yang sedang diteliti,
maka peneliti perlu menentukan cara menemukan
informasi tentang sistem yang sedang dicari itu.
Cara menemukan
informasi itulah yang bervariasi,
paling tidak mengikuti pola dua penelitian, yaitu
penelitian Kuantitatif dan Kualitatif. Dimana perbedaan keduanya tentu saja berawal dari paradigma pengetahuan yang berbeda itu nampak pada praktek kegiatan
penelitiannya, yaitu dalam penentuan
tujuan (masalah), penentuan
macam data yang dicari, penentuan
sumber data, penentuan
instrumen pengumpul
data, kegiatan pengumpulan dan analisis data.
- Verifying vs Generating Theory
Semua kegiatan penelitian
bertujuan untuk mendapatkan informasi tentang sistem yang ada pada obyek yang dikaji.
Dalam penelitian Kuantitatif, sebelum informasi
yang dicari itu ditemukan, peneliti
memprediksi (hipotesis) informasi yang sedang dicari itu atas dasar teori. Prediksi teoritis tersebut
merupakan hipotesis yang akan diuji (diverifikasi) kebenarannya dengan informasi empiris
yang akan diperoleh
dari obyek yang sedang diteliti. Jadi penelitian Kuantitatif mengumpulkan data untuk menjadi dasar pembuktian (verifying) teori-teori yang sudah ada. Atas dasar terbukti (ada cukup bukti empiris pendukung) atau tidak terbuktinya (tidak ada cukup bukti empiris
pendukung) itulah peneliti menerangkan sistem dari obyek (tentang perilaku manusia, misalnya) yang ditelitinya (Bogdan dan Biklen, 1998:38).
Penelitian Kualitatif berusaha memahami obyek penelitian
dengan mengamati obyeknya, tanpa harus mencocokkan dengan teori yang sudah ada. Teori yang sudah ada tidak membatasi ruang gerak kerja peneliti dalam menangkap atau menemukan sistem yang sedang dicarinya
(generating theory).
Peneliti secara bebas berusaha
menemukan sistem (atau teori) yang ada pada obyek penelitiannya. (Bogdan dan Biklen,
1998: 38).
- Perumusan Masalah
Masalah dalam penelitian Kuantitatif bisa dirumuskan dengan variabel yang sangat jelas dan pasti sebelum penelitian dimulai.
Jawaban teoritis (hipotesis) bisa disiapkan
untuk dites. Seluruh kegiatan penelitian diarahkan untuk menjawab pertanyaan yang telah dipersiapkan atau menguji hipotesis tersebut. Dalam penelitian
Kualitatif, masalah penelitian dirumuskan secara umum pada tahap awal penelitian dan kemudian difokuskan
rumusannya pada saat pengambilan data. Rumusan awal tersebut berkembang
pada saat peneliti
sudah memiliki sebagian data (atau di tengah seting sumber data). (Bogdan dan Biklen, 1998:2).
- Data Verbal vs non-verbal
Data penelitian
Kuantitatif, sebelum analisis, direkam dalam bentuk simbol dengan huruf (seperti
A,B,C,D, dst), atau dengan angka. Untuk kemampuan, misalnya, A digunakan sebagai
simbol untuk merekam kemampuan yang sempurna, B berarti sangat bagus, C berarti bagus, D berarti kurang, E berarti jelek. Atau untuk jenis kelamin, digunakan
simbol 1 untuk pria dan 2 untuk wanita. Angka-angka itulah yang nantinya akan dianalisis secara statistik. Dalam penelitian Kualitatif, data direkam apa adanya dalam bentuk verbal
atau gambar (tidak disimbolkan dengan angka atau huruf).
Data soft
ini berupa deskripsi
tentang orang, tempat, atau transkrip percakapan, yang tidak bisa direprersentasikan dengan huruf atau angka (Bogdan dan Biklen, 1998:5). Dalam penelitian Kuantitatif, bentuk dan macam data yang akan dikumpulkan sudah dirancang
dengan pasti sebelum pengumpulan data dimulai. Sebaliknya dalam penelitian Kualitatif, macam dan bentuk data yang akan dikumpulkan berkembang
(berubah dan atau bertambah macamnya) ketika berada di lapangan
sedang mengumpulkan data. (Bogdan dan Biklen, 1998: 6).
Satu Macam Sumber vs Banyak Macam Sumber Data.
Dalam Penelitian Kualitatif, selain informasi yang diperoleh langsung
dari informan yang sesungguhnya, informasi juga bisa diperoleh lewat dokumen,foto, dan literatur. Pendeknya, apapun (peristiwa, seting,
artifaacts) yang dikira berpotensi memberikan data yang diperlukan akan diambil sebagai
sumber data. Dalam Penelitian
Kuantitatif, sumber data lain tidak digunakan untuk mengumpulkan informasi
(data).
- Satu Teknik vs Banyak Teknik Pengumpulan Data
Sesuai dengan sifat sumber data yang hanya satu macam tapi dalam jumlah yang sebesar mungkin (sampel),
instrumen pengumpul datanya yang juga hanya satu macam, maka teknik pengumpulan
data dalam penelitian
kuantitatif hanya satu macam; misalnya, dengan angket saja, dengan pengamatan saja, atau dengan wawancara saja. Kalau lebih dari satu macam teknik yang digunakan
untuk pengumpulan data dalam penelitian kuantitatif, hal itu dilakukan
sekedar untuk validasi data secukupnya saja. Dalam penelitian kualitatif, karena data diambil dari berbagai sumber, dengan peneliti sendiri yang berfungsi sebagai
instrumen pengumpul data (human
instrument) yang boleh dilengkapi dengan berbagai
macam instrumen, maka pengumpulan data (yang harus dilakukan sendiri oleh peneliti walaupun
boleh dibantu oleh orang lain) dilakukan dengan berbagai macam teknik sekaligus,
misalnya wawancara
dan observasi.
- Analisis Deduktif vs Induktif
Dalam penelitian Kuantitatif, informasi tentang
sistem, aturan, configuation, causal
flows, atau pola yang diperoleh dari sumber data dianggap benar apabila
informasi itu bersumber
dari semua (atau mendekati semua atau mendekati semua yang mewakili) sumber yang menjadi
populasi. Pola pikir ini disebut
dengan analisis Deduktif. Sebaliknya dalam penelitian Kualitatif, informasi
tentang sistem, aturan, atau
pola yang diperoleh dari sumber data dianggap benar apabila informasi
itu bersumber dari orang (atau obyek) yang memiliki
autoritas paling tinggi (berkompeten) sebagai sumber data. Pola pikir ini disebut dengan analisis
Induktif.
- Proses vs Produk
Obyek penelitian Kuantitatif adalah suatu kondisi,
fenomena, atau hasil dari suatu proses.
Lihat contoh 1 tentang aliran behavioristic psychology atau contoh 6 tentang aliran Linguistik Surface Structure. Obyek penelitian
Kuantitatif, misalnya,
berupa kemampuan berbahasa
Inggris para mahasiswa pada akhir semester
5, hasil experimen, hasil belajar. Yang merupakan produk dari suatu
penelitian. Penelitian Kualitatif lebih memfokuskan kajiannya
pada proses terbentuknya peristiwa, kondisi, fenomena, atau hasil.
B. Statistik
nonparametik dan statistik parametik
Pada
perkembangan statistika inferensial, metode-metode penafsiran yang berasal dari generasi awal, menetapkan asumsi-asumsi
yang sangat ketat dari karakteristik populasi yang diantara anggota-anggota populasinya
diambil sebagai sampel. Di bawah asumsi-asumsi tersebut,
diharapkan angka-angka atau statistik dari sampel, betul-betul bisa
mencerminkan angka atau parameter
dari populasi. Oleh karena itu, dikenal dengan istilah Statistika Parametrik.
Asumsi-asumsi tersebut antara lain: data (sampel) harus diambil dari suatu
populasi yang berdistribusi
normal. Seandainya sampel diambil dari dua atau lebih populasi yang berbeda, maka populasi tersebut harus memiliki varians
(S2)
yang sama. Selain itu, statistika parametrik
hanya boleh digunakan jika data memiliki nilai dalam bentuk numerik atau angka nyata. Ketatnya asumsi dalam statistika
parametrik, secara metodologis sulit dipenuhi oleh peneliti-peneliti dalam bidang ilmu
sosial. Sebab dalam kajian sosial, sulit untuk memenuhi asumsi distribusi normal maupun kesamaan
varians (S2),
selain itu banyak data yang tidak berbentuk
numerik, tetapi hanya berupa skor rangking atau bahkan hanya bersifat nilai kategori. Oleh karenanya, statistika
inferensial saat ini banyak berkembang kepada teknik yang tidak berlandaskan pada
asumsi-asumsi di atas, yang dikenal sebagai Statistika Nonparametrik.
1.
Statistik parametrik
Parametrik berarti
parameter. Parameter adalah indikator dari suatu distribusi hasil pengukuran.
Indikator dari distribusi pengukuran berdasarkan statistik parametrik digunakan
untuk parameter dari distribusi normal. Distribusi normal dikenal juga dengan
istilah Gaussian Distribution. Distribusi normal mengandung dua
parameter, yaitu rata-rata (mean) dan ragam (varians).
Parameter-parameter ini memberikan karakteristik yang unik pada suatu
distribusi berdasarkan “lokasi”-nya (central tendency). Berbagai metode
statistik mendasarkan perhitungannya pada kedua parameter tersebut. Penggunaan metode
statistik parametrik mengikuti prinsip-prinsip distribusi normal.
Prinsip-prinsip dari distribusi normal adalah:
a. Distribusi dari suatu
sampel yang dijadikan obyek pengukuran berasal dari distribusi populasi yang
diasumsikan terdistribusi secara normal.
b. Sampel diperoleh secara
random, dengan jumlah sampel yang dianggap dapat mewakili populasi.
c. Distribusi normal
merupakan bagian dari distribusi probabilitas yang kontinyu (continuous
probability distribution). Implikasinya, skala pengukuran pun harus
kontinyu. Skala pengukuran yang kontinyu adalah skala rasio dan interval. Kedua
skala ini memenuhi syarat untuk menggunakan uji statistik parametrik.
Bila syarat-syarat ini
semua terpenuhi, maka metode statistik parametrik dapat digunakan. Namun, jika
data tidak menyebar normal maka metode statistik nonparametrik dapat digunakan.
Apa yang dapat dilakukan jika data tidak menyebar normal, namun statistik
parametrik ingin tetap digunakan. Untuk kasus ini data sebaiknya
ditransformasikan terlebih dahulu. Transformasi data perlu dilakukan agar data
mengikuti sebaran normal. Transformasi dapat dilakukan dengan mengubah data ke
dalam bentuk logaritma natural, menggunakan operasi matematik (membagi, menambah,
atau mengali dengan bilangan tertentu), dan mengubah skala data dari nominal
menjadi interval.
Contoh metode statistik
parametrik diantaranya adalah uji-z (1 atau 2 sampel), uji-t (1 atau 2 sampel),
korelasi pearson, perancang percobaan (2-way ANOVA), dan lain-lain.
2.
Konsep dalam statistika
Sebelum menggunakan
statistika nonparametrik ada beberapa konsep atau pengertian dasar yang perlu
diketahui. Hal ini sangat dibutuhkan dalam rangka memudahkan memahami proses,
teknik-teknik, dan prosedur yang tersedia. Selain itu, akan memudahkan pula
manakala kita harus memilih dan menggunakan teknik-teknik yang paling tepat
serta sesuai dengan disain penelitian yang dilaksanakan, sehingga tidak akan
terjadi kesalahan dalam menginterpretasikan hasil-hasil pengujiannya. Beberapa
konsep dan pengertian-pengertian yang perlu dipahami antara lain:
a.
Obyek Penelitian :
Merupakan suatu obyek yang kita teliti karakteristiknya. Misalnya, penduduk seandainya semua orang yang
menempati wilayah tertentu yang kita teliti.
b.
Variabel :
Adalah karakteristik dari obyek penelitian yang memiliki nilai bervariasi. Misalnya, jenis kelamin: laki-laki dan
perempuan. Status ekonomi: tinggi, sedang, rendah.
c.
Variabel Bebas/Independent :
Dalam hubungan antar dua atau lebih variabel, variable bebas merupakan variabel yang dapat
mempengaruhi variabel lainnya. Misalnya; variabel X dengan variabel Y, yang menggambarkan
variabel X mempengaruhi variabel Y, maka X disebut variabel bebas.
d.
Variabel Tak Bebas/Dependent :
Dalam hubungan antar dua atau lebih variabel, variable tak bebas merupakan variabel yang
dipengaruhi oleh variabel lainnya. Misalnya; variabel X dengan variabel Y, yang menggambarkan
variabel Y dipengaruhi oleh variabel X, maka Y disebut variabel tak bebas.
e.
Data :
fakta, baik berbentuk kualitatif maupun kuantitatif. Data kualitatif diperoleh melalui pengamatan, misalnya
pemilikan lahan petani di suatu desa cukup tinggi. Data kuantitatif diperoleh melalui
pengukuran.
f.
Pengukuran :
suatu proses kuantifikasi atau mencantumkan bilangan kepada variabel tertentu. Misalnya, berat badan
secara kualitatif bisa dibedakan sebagai ringan, sedang,
atau berat, dan melalui proses pengukuran dengan cara menimbang kita dapat menyatakan berat badan: 50 kg, 60 kg, 70
kg.
g.
Skala Pengukuran :
bilangan yang dicantumkan kepada variabel berdasarkan aturan-aturan yang telah ditentukan dan
disepakati. Dikenal 4 macam skala pengukuran yaitu: nominal, ordinal, interval, dan rasio.
Skala nominal hanya dipakai untuk membedakan, skala ordinal mengisyaratkan adanya peringkat,
skala interval menunjukkan adanya jarak yang tetap tetapi tidak memiliki titik nol mutlak,
dan skala rasio memiliki titik nol mutlak.
h.
Unit Penelitian :
satuan atau unit yang diteliti baik berupa individu maupun kelompok yang dapat memberikan informasi
tentang aspek-aspek yang dipelajari atau diteliti.
i.
Populasi :
himpunan yang lengkap dan sempurna dari semua unit penelitian. Lengkap dan sempurna, artinya harus ada
pernyataan sedemikian rupa dalam mendefinisikannya
populasi agar tidak menimbulkan salah pengertian. Misalnya, kita menyebutkan bahwa populasi adalah
peternak ayam. Dalam kaitan ini, batasan populasi belum
bisa menjelaskan; peternak ayam di wilayah mana, apakah peternak ayam ras,
broiler, atau ayam buras. Sehingga lebih baik
disebutkan misalnya , peternak ayam ras di desa X.
j.
Populasi Sampel :
Misalnya kita ingin meneliti tentang pendapatan petani tembakau dikabupaten X
dengan mengambil 3 kecamatan A, B, dan C di kabupaten tersebut sebagai tempat penelitian yang dipilih.
Populasinya adalah seluruh petani tembakau yang ada di kabupaten X, sedangkan yang ada di
kecamatan A, B, dan C disebut populasi sampel.
k.
Sampel :
Adalah himpunan unit penelitian yang memberikan informasi atau data yang diperlukan dalam penelitian. Jadi,
sampel merupakan himpunan bagian dari populasi. Misalnya dalam contoh di atas petani tembakau
yang ada di kecamatan A, B, dan C merupakan populasi
sampel, dan sampelnya adalah hanya petani tembakau yang terpilih untuk diteliti setelah melalui “proses sampling”.
l.
Sampling :
Sampling adalah suatu proses memilih n buah obyek dari sebuah populasi berukuran N.
m.
Validitas :
Istilah validitas dipakai berkaitan dengan kriteria hasil pengukuran. Apakah kategori/skor/nilai yang diperoleh
benar-benar menyatakan hasil pengukuran? Pada umumnya validitas dipermasalahakan pada
pengukuran-pengukuran non fisik, seperti dalam pengukuran,
sikap dan minat.
n.
Reliabilitas :
Istilah reliabilitas dipakai berkaitan dengan kriteria alat pengukuran
Misalnya untuk mengukur
minat, sehingga kita memperoleh angka-angka skor untuk menyatakan minatnya
rendah, minatnya sedang, atau minatnya tinggi, alat pengukuran yang menghasilkan
skor-skornya tersebut sering dipermasalahkan.
3.
Statistik nonparametrik
Istilah nonparametrik
pertama kali digunakan oleh Wolfowitz, pada tahun 1942. Metode statistik
nonparametrik merupakan metode statistik yang dapat digunakan dengan
mengabaikan asumsi-asumsi yang melandasi penggunaan metode statistik
parametrik, terutama yang berkaitan dengan distribusi normal. Istilah lain yang
sering digunakan untuk statistik nonparametrik adalah statistik bebas
distribusi (distribution-free statistics) dan uji bebas asumsi (assumption-free
test). Statistik nonparametrik tidak mensyaratkan bentuk sebaran parameter
populasi. Statistik nonparametrik dapat digunakan pada data yang memiliki
sebaran normal atau tidak. Statistik nonparametrik biasanya digunakan untuk
melakukan analisis pada data nominal atau ordinal. Contoh metode statistik
nonparametrik diantaranya adalah Chi-square test, Median test, Friedman test,
dan lain-lain. Uji statistik
nonparametrik ialah suatu uji statistik yang tidak memerlukan adanya
asumsi-asumsi mengenai sebaran data populasi. Uji statistik ini disebut juga
sebagai statistik bebas sebaran (distribution free). Statistik
nonparametrik tidak mensyaratkan bentuk sebaran parameter populasi
berdistribusi normal. Statistik nonparametrik dapat digunakan untuk
menganalisis data yang berskala nominal atau ordinal karena pada umumnya data
berjenis nominal dan ordinal tidak menyebar normal. Dari segi jumlah data, pada
umumnya statistik nonparametrik digunakan untuk data berjumlah kecil (n <
30).
4. Keunggulan Statistik
Nonparametrik
Keunggulan statistik
nonparametrik diantaranya:
a. Asumsi dalam uji-uji
statistik nonparametrik relatif lebih longgar. Jika pengujian data menunjukkan
bahwa salah satu atau beberapa asumsi yang mendasari uji statistik parametrik
(misalnya mengenai sifat distribusi data) tidak terpenuhi, maka statistik
nonparametrik lebih sesuai diterapkan dibandingkan statistik parametrik.
b. Perhitungan-perhitungannya
dapat dilaksanakan dengan cepat dan mudah, sehingga hasil penelitian segera
dapat disampaikan.
c. Untuk memahami
konsep-konsep dan metode-metodenya tidak memerlukan dasar matematika serta
statistika yang mendalam.
d. Uji-uji pada statistik nonparametrik
dapat diterapkan jika kita menghadapi keterbatasan data yang tersedia, misalnya
jika data telah diukur menggunakan skala pengukuran yang lemah (nominal atau
ordinal).
e. Efisiensi statistik
nonparametrik lebih tinggi dibandingkan dengan metode parametrik untuk jumlah
sampel yang sedikit.
5. Keterbatasan Statistik
Nonparametrik
Disamping keunggulan,
statistik nonparametrik juga memiliki keterbatasan. Beberapa keterbatasan
statistik nonparametrik antara lain:
a. Jika asumsi uji statistik
parametrik terpenuhi, penggunaan uji nonparametrik meskipun lebih cepat dan
sederhana, akan menyebabkan pemborosan informasi.
b. Jika jumlah sampel besar,
tingkat efisiensi nonparametrik relatif lebih rendah dibandingkan dengan metode
parametrik.
c. Statistik nonparametrik
tidak dapat dipergunakan untuk membuat prediksi (peramalan).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar